Baca artikel selengkapnya di bawah formulir Coba Gratis
Halo Farmapreneur,
Terima kasih atas ketertarikan kamu pada Farmacare! Permintaan kamu sudah diterima dan kamu akan dihubungi tim kami dalam 1x24 jam di hari kerja.
Tahap selanjutnya, kamu akan kami tawarkan untuk menjadwalkan sesi demo aplikasi (gratis). Pada sesi ini, kamu akan dijelaskan secara detail mengenai:
Setelah sesi demo selesai, kamu akan dibuatkan akun trial selama 7 hari.
Jika kamu mempunyai pertanyaan lebih lanjut, silakan hubungi sales kami pada nomor 0812 8833 2296 (WA & Telp.)
Sampai berjumpa di sesi demo!
Salam,
Tim Farmacare
Ups, ada masalah dalam mengirimkan pesanmu. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Tidak hanya obat-obatan, makanan, minuman, bahkan skincare dan produk makeup, juga memiliki tanggal kedaluwarsa. Produk tersebut diberi jangka waktu kedaluwarsa agar masyarakat yang menggunakannya bisa tetap aman.
Waktu kedaluwarsa sendiri diartikan sebagai batas waktu dimana suatu produk masih memenuhi persyaratan keamanan, efikasi, dan kualitasnya.
Itu mengapa, obat kedaluwarsa di apotek tidak boleh sampai ke tangan konsumen karena dikhawatirkan komposisi obat sudah berubah sehingga efek yang ditimbulkan jadi berbeda. Bahkan, obat kedaluwarsa dianggap sudah tidak lagi dapat bekerja secara efektif.
Kamu sebagai
apoteker di apotek wajib memberi edukasi seputar bahaya mengonsumsi obat kedaluwarsa di apotek kepada pasien (pelanggan). Apa saja bahaya obat kedaluwarsa bagi pasien, dan bagaimana cara mencegah obat-obatan kedaluwarsa di apotek, berikut ulasannya. Simak, yuk!
Obat kedaluwarsa biasanya mengalami perubahan komposisi kimia yang membuat efektivitasnya menurun sehingga dapat berbahaya bagi pasien. Apa saja efek bahaya yang mungkin ditimbulkan obat kedaluwarsa di apotek?
Baca juga:
Marak Penjual Obat Online Ilegal: Apoteker Wajib Beri Edukasi
Komposisi zat kimia obat yang sudah kedaluwarsa juga bisa berubah. Beberapa zat bisa terurai bahkan hancur, sehingga menyebabkan efek yang tidak diinginkan dalam tubuh pasien.
Seperti pada obat antibiotik yang sudah kedaluwarsa, berisiko gagal mengobati infeksi sehingga bakteri jahat semakin berkembang di dalam tubuh pasien dan membuatnya resisten terhadap antibiotik.
Antibiotik yang kedaluwarsa bahkan tidak mampu menghalau jenis infeksi baru yang tengah menyerang tubuh. Jadi meski pasien punya
kepatuhan minum obat sekalipun, tidak akan mampu menyembuhkan penyakitnya.
Minum obat kedaluwarsa bersamaan dengan obat lain yang diresepkan dokter, bisa menimbulkan interaksi obat yang tidak diinginkan. Jadi pastikan macam-macam obat yang diterima pasien, tidak ada satu pun yang kedaluwarsa.
Bila satu saja terdapat obat kedaluwarsa, akan mempengaruhi interaksi obat secara keseluruhan. Obat yang diminum pasien tidak dapat bekerja secara efektif mengatasi keluhan penyakit. Bahkan, juga berisiko meningkatkan timbulnya efek samping obat.
Obat cair yang kedaluwarsa merupakan tempat yang baik bagi bakteri dan jamur untuk tumbuh. Jika pasien sampai meminum obat cair yang kedaluwarsa, bakteri dan jamur di dalamnya bisa menginfeksi tubuh, terutama pada jaringan sensitif seperti mata.
Terlebih
obat tetes mata juga rentan terkontaminasi bakteri. Karena itu, ingatkan pasien untuk sebaiknya membuang obat tetes mata yang sudah dibuka lebih dari 28 hari, meski belum kedaluwarsa. Sehingga tidak berisiko memunculkan penyakit lain yang lebih berbahaya.
Pasien yang mengonsumsi obat punya tanggung jawab mematuhi aturan penggunaan obat ketika di rumah. Termasuk perlu melakukan pencegahan obat kedaluwarsa di rumah agar tetap aman untuk dikonsumsi. Berikut tips yang bisa diedukasi kepada pasien!
Pasien cenderung berhenti minum obat ketika kondisinya telah membaik. Padahal ada obat tertentu yang harus dikonsumsi sampai habis, contohnya obat antibiotik. Jenis obat ini tidak boleh disisakan untuk diminum lagi saat pasien kembali sakit. Maka, seringkali pasien tidak sadar kalau obat yang disimpannya itu telah kedaluwarsa.
Nah, agar terhindar dari obat kedaluwarsa – pasien wajib memeriksa kotak obat di rumah mereka secara rutin paling tidak tiap 6 bulan sekali. Lalu, pisahkan antara obat yang masih layak konsumsi dan obat yang hampir kedaluwarsa. Obat yang sudah kedaluwarsa wajib dibuang saja.
Pasien bisa melihat informasi tanggal kedaluwarsa pada kemasan obat. Biasanya tertulis keterangan “expiry date” atau “use by date”.
Pasien wajib menyimpan obat dengan benar di rumah untuk menjaga kinerja obat-obatan tetap efektif. Ikuti petunjuk penyimpanan pada kemasan atau label obat. Sebaiknya simpan obat di tempat yang kering, sejuk, dan tidak terpapar sinar matahari secara langsung.
Sebelum sampai ke tangan konsumen, pihak apotek juga wajib memastikan bahwa tidak ada obat kedaluwarsa di apotek. Berikut tips mencegah obat kedaluwarsa di apotek!
Tujuan apotek melakukan manajemen stok adalah untuk mengetahui jumlah pasti stok barang yang ada di apotek. Sehingga perencanaan pengadaan barang di apotek bisa dilakukan lebih efektif. Dampaknya, omzet apotek berpotensi meningkat, dan stok barang di apotek selalu terpenuhi (tidak pernah kekurangan stok).
Selain itu, dengan manajemen stok yang baik dapat menghindari obat kedaluwarsa di apotek. Kenapa? Sebab, pencatatan stok yang akurat selalu diikuti dengan pencatatan tanggal kedaluwarsa produk. Sehingga memudahkan pegawai apotek melakukan pemeriksaan.
Sebaiknya pegawai apotek rutin melakukan stock count dengan tujuan monitoring berkala. Selain untuk memastikan stok obat di sistem dengan real stock sesuai, stock count juga bisa ditujukan untuk mengecek ulang tanggal kedaluwarsa produk yang dijual apotek.
Sehingga bila terdapat salah input tanggal kedaluwarsa pada sistem, dengan melakukan
stock count
– pegawai apotek bisa langsung mengetahuinya. Dengan begitu,
monitoring
yang dilakukan secara berkala, mampu ikut menjaga mutu
stok obat di apotek tetap berkualitas.
Untuk menghindari obat kedaluwarsa di apotek, pegawai apotek sebaiknya menyimpan barang dengan metode FEFO (First Expired First Out), yaitu metode mengeluarkan/menjual barang dengan urutan produk yang punya tanggal kedaluwarsa lebih pendek.
Sehingga ketika ada produk yang punya tahun kedaluwarsa 2025 dan 2026, produk dengan tanggal ED terdekat harus dijual lebih dulu. Lalu, produk yang hampir kedaluwarsa (3 - 6 bulan sebelum tanggal ED) harus sudah ditarik dari tempat penyimpanan di apotek untuk diretur ke PBF.
Agar dapat meminimalisir kerugian apotek, obat-obatan yang hampir kedaluwarsa (3 - 6 bulan kemudian) sebaiknya bisa diretur ke PBF (distributor). Nanti PBF akan mengganti obat tersebut dengan obat baru yang punya tanggal kedaluwarsa lebih panjang. Sehingga penting buat kamu memilih distributor yang punya kebijakan retur barang hampir ED.
Baca juga:
Apotek Baru: Tips Mudah Bekerja Sama dengan Distributor Obat (PBF) untuk Pengadaan
Nah, kamu tahu
nggak? Sekarang kamu sudah bisa melakukan pengadaan barang secara
online,
lho! Dengan
Farmacare Order, kamu bisa membeli kebutuhan stok apotek kapan saja dan dari mana saja.
Terdapat banyak pilihan distributor (PBF) di dalam satu aplikasi. Kamu bisa melakukan perbandingan harga, ketersediaan stok, dan lama waktu pengiriman antar PBF dengan lebih mudah.
Di Farmacare Order, Customer Support akan selalu siap membantu kamu dari jam 8 hingga 6 sore, dengan kecepatan balas kurang dari 5 menit!
Terus kamu tetap bisa melakukan retur ketika barang yang dikirim tidak sesuai atau ada barang hampir ED dengan menghubungi Customer Support Farmacare Order. Retur barang akan langsung diproses dan dimonitoring hingga terkirim lagi ke apotek.
Farmacare Order akan memberi pelayanan maksimal, sehingga kamu tidak perlu lagi bingung ketika harus melakukan retur barang. Yuk, coba
Daftar Sekarang dan dapatkan langsung manfaatnya!
Referensi:
Ilham Fariq Maulana. 10 Januari 2023. Waspadai, 5 Efek Samping dari Obat Kedaluwarsa!. Hellosehat.com: https://bit.ly/3tqJa4G
Ditinjau oleh dr. Meva Nareza. 22 Januari 2021. Mengonsumsi Obat Kedaluwarsa Bisa Berbahaya! Ini Cara Mengantisipasinya. Alodokter.com: https://bit.ly/3FhIVLX
All Rights Reserved | PT Jendela Akses Sehat