Baca artikel selengkapnya di bawah formulir Coba Gratis
Halo Farmapreneur,
Terima kasih atas ketertarikan kamu pada Farmacare! Permintaan kamu sudah diterima dan kamu akan dihubungi tim kami dalam 1x24 jam di hari kerja.
Tahap selanjutnya, kamu akan kami tawarkan untuk menjadwalkan sesi demo aplikasi (gratis). Pada sesi ini, kamu akan dijelaskan secara detail mengenai:
Setelah sesi demo selesai, kamu akan dibuatkan akun trial selama 7 hari.
Jika kamu mempunyai pertanyaan lebih lanjut, silakan hubungi sales kami pada nomor 0812 8833 2296 (WA & Telp.)
Sampai berjumpa di sesi demo!
Salam,
Tim Farmacare
Ups, ada masalah dalam mengirimkan pesanmu. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Bicara soal bisnis ritel, mungkin semua terlihat tidak ada bedanya. Ketika Anda berbelanja di minimarket dan apotek, sekilas produk yang dijual banyaknya sama. Tapi tahukah Anda? Ternyata jumlah SKU (Stock-Keeping Unit) alias jenis barang di minimarket tidak sebanyak produk yang ada di apotek. Menurut laporan keuangan Alfamart, minimarket dengan luas 100–150 m2 punya sekitar 3.800 SKU. Ini berbanding dengan apotek yang bisa punya lebih dari 5.000 SKU dengan luas yang mungkin setengahnya.
Ditambah lagi, pencatatan stok produk di apotek juga wajib mencakup tanggal kadaluarsa. Sebab, obat kadaluarsa tidak boleh sampai ke tangan konsumen. Sayangnya, semua kebutuhan ini belum bisa diakomodir oleh aplikasi kasir ritel yang saat ini ada di pasaran. Sehingga dibutuhkan software apotek terbaik yang dapat membantu manajemen apotek berjalan lebih efektif dan efisien. Nah, apa saja perbedaan software apotek dengan aplikasi kasir ritel lain? Farmacare punya jawabannya untuk Anda. Simak, yuk!
Bagi pemilik apotek atau apoteker penanggung jawab, pasti sudah tak asing lagi dengan istilah defekta. Ya, defekta merupakan pencatatan obat apa saja yang harus dipesan untuk memenuhi kebutuhan stok. Berbeda dengan aplikasi kasir ritel lainnya, software apotek seperti Farmacare memiliki fitur defekta yang dapat membantu Anda saat pengadaan obat.
Dengan adanya defekta, pemesanan obat untuk stok di apotek dapat dilakukan dengan lebih efektif. Pencatatan defekta pada software apotek dilakukan secara otomatis berdasarkan histori pola penjualan di apotek. Di dalamnya terdapat pembagian data kelompok obat ke dalam 3 grade. Pembagian ini berfungsi untuk mengetahui produk obat mana saja yang wajib Anda prioritaskan lebih dulu dalam pengadaan karena berkontribusi paling besar pada omzet bisnis.
Grade A (tinggi) adalah kelompok obat yang punya kontribusi sebesar 80% terhadap seluruh hasil penjualan. Nah, sisanya 20% akan dipecah menjadi dua bagian, 80% untuk Grade B dan 20% untuk Grade C. Data ini menunjukkan bahwa kelompok obat yang masuk dalam Grade A disebut barang penting yang harus diprioritaskan dalam pengadaan stok agar omzet bisnis yang ditargetkan terpenuhi.
Selain pembagian per grade, fitur defekta juga memuat informasi stok minimum, sisa stok, dan rata-rata penjualan per minggu per produk. Ini juga bisa menjadi bahan pertimbangan Anda saat melakukan pengadaan agar tidak terjadi kekosongan stok.
Sebuah usaha apalagi apotek yang memiliki lebih dari 5.000 produk obat, membuat pendataan stok barang menjadi lebih kompleks. Karyawan di apotek juga dituntut untuk fokus melakukan penjualan sembari memberi edukasi obat ke konsumen. Sehingga pemantauan stok pun sering terabaikan.
Tapi coba bayangkan, bagaimana kalau konsumen sampai menerima produk obat yang sudah atau hampir kadaluarsa? Ini adalah kejadian yang harus dihindari. Karena itu, dibutuhkan kartu stok digital yang bisa melakukan pencatatan stok secara otomatis, termasuk memuat informasi seputar tanggal kadaluarsa dan nomor batch obat.
Software apotek seperti Farmacare bisa memenuhi kebutuhan tersebut, yang mungkin tak dimiliki oleh aplikasi kasir ritel lainnya. Terdapat fitur Batch & ED yang memuat informasi tanggal kadaluarsa masing-masing produk. Anda dapat melihat status obat-obat yang hampir kadaluarsa dalam jangka waktu 3–12 bulan ke depan. Jadi, obat yang mendekati waktu ED, bisa Anda jual lebih dulu. Selain itu, pada pencatatan batch terdapat informasi Pedagang Besar Farmasi (PBF) asal barang dengan nomor batch tersebut dibeli, sehingga memudahkan Anda bila mau melakukan retur barang.
Ditambah lagi, setiap kali Anda melakukan perubahan harga pokok produk pada kartu stok, akan ada notifikasi pemberitahuan untuk merubah harga jual. Jadi, Anda tak perlu khawatir kehilangan profit yang besarnya sudah ditentukan sejak awal.
Laporan keuangan sangat penting bagi bisnis. Banyak aplikasi kasir ritel lainnya juga menyediakan fitur ini. Hanya saja, bisnis apotek yang baik memiliki jumlah produk (SKU) lebih dari 5.000. Sehingga membutuhkan software apotek untuk kebutuhan yang lebih kompleks. Selain laporan faktur jual-beli, pencatatan hasil penjualan (all sales), dan juga laporan laba rugi, software apotek punya kelebihan lain. Apa itu?
Pada software apotek seperti Farmacare, di laporan laba rugi tercantum juga data produk-produk yang memiliki margin/profit paling rendah hingga paling tinggi, yang bisa Anda sesuaikan kembali sesuai kebijakan apotek. Ini penting agar Anda bisa menghindari kerugian dari margin yang terlalu kecil, ataupun kehilangan pelanggan karena menetapkan harga yang terlalu mahal.
Fitur ini dapat memudahkan apotek melayani konsumen yang membeli obat dengan resep dokter. Kenapa? Saat pegawai menerima resep obat, mereka langsung bisa meng-input data-data obat apa saja yang dibeli, nama pasien, dan nama dokter pada menu kasir, agar lebih mudah jika butuh melakukan pengecekan. Selain itu, juga bisa merekap uang resep hasil penjualan obat dari resep dokter tersebut untuk didistribusikan ke pegawai apotek sesuai kebijakan masing-masing.
Dengan dukungan software apotek terbaik, Anda bisa fokus mengelola dan mengembangkan bisnis apotek dengan lebih maksimal dan praktis. Jangan lewatkan kesempatan Uji Coba Gratis dengan mendaftar di sini sekarang! Tunggu apa lagi?
Referensi:
All Rights Reserved | PT Jendela Akses Sehat