Membedah Bisnis Farmasi di Minimarket
10 Maret 2022
Baca artikel selengkapnya di bawah formulir Coba Gratis
Coba Gratis Farmacare
Selain Apotek Kimia Farma, K-24, Viva, dan apotek jejaring lainnya, apotek komunitas pun kini harus berkompetisi secara sehat dengan minimarket. Dari segi jumlah, dua jejaring minimarket (Indomaret dan Alfamart) saja mencapai 32 ribu outlet, alias hampir menyamai jumlah apotek dan toko obat sebanyak 40 ribu di seluruh Indonesia.
Di artikel ini, kita akan membedah bisnis farmasi dari satu buah outlet Indomaret yang berada di dekat lokasi saya. Dari observasi saya, hampir semua Indomaret/Alfamart lain punya karakteristik yang mirip, sehingga kita bisa melakukan ekstrapolasi dari sample size yang kecil sekalipun. Berikut beberapa hasil pengamatan saya:
- Ada sekitar 75 SKU (stock-keeping unit) obat dan suplemen di tiap Indomaret, di luar alkes seperti masker dan hand sanitizer. Jumlah ini sangat kecil dibandingkan dengan 2 ribuan SKU di apotek berukuran sedang.
- Mayoritas produk farmasi yang dijual adalah obat-obat gosok maupun herbal untuk mengatasi masuk angin, diikuti dengan suplemen-suplemen dan madu. Jenis obat batuk/pilek sangat sedikit.
- Kali ini, saya tidak melihat ada obat bebas terbatas yang dipajang di etalase. Ada kemungkinan BPOM sekarang sudah lebih ketat dalam mengawasi minimarket, yang sebelumnya bahkan saya lihat pernah menjual obat-obatan prekursor.
- Kisaran harga rata-rata tiap SKU adalah Rp 10 ribu hingga 50 ribu, dengan item termahal adalah Omepros yang harganya Rp 138 ribu. Harga barang di Indomaret ini, kecuali untuk item yang ditandai sebagai “PROMO”, 10–30% lebih mahal daripada harga di apotek terdekat.
- Menurut laporan keuangan PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (Alfamart), inventory turnover (ITO) rata-rata mereka adalah 7–8x dalam setahun. Dari 75 SKU di minimarket yang harga rata-ratanya ada di kisaran Rp 30 ribu dan ada 5–6 items per SKU yang ada di rak, maka kita bisa perkirakan kalau dalam setahun, satu outlet mendapatkan omzet sebesar 75 x 6 x 30 ribu x 8 = Rp 108 juta dari obat-obatan, atau sekitar 2% dari rata-rata pendapatan tahunan per outlet.
Karena banyaknya jumlah minimarket di Indonesia, dalam radius maksimal 500 meter dari apotek kamu, kemungkinan besar kamu akan menemukan paling tidak satu minimarket yang juga menjual obat-obatan. Sebuah apotek tentu saja memiliki keunggulan alami dalam hal keberagaman produk farmasi yang dijual dan juga pengetahuan yang lebih baik dari karyawan-karyawannya. Akan tetapi, jika memang apotek kamu dekat dengan Indomaret/Alfamart, ada baiknya kamu sekali-kali melakukan survei kecil-kecilan tentang harga dan SKU mereka, supaya kamu bisa memposisikan apotek kamu dengan lebih baik di mata pelanggan, baik dari segi harga maupun SKU.