Baca artikel selengkapnya di bawah formulir Coba Gratis
Halo Farmapreneur,
Terima kasih atas ketertarikan kamu pada Farmacare! Permintaan kamu sudah diterima dan kamu akan dihubungi tim kami dalam 1x24 jam di hari kerja.
Tahap selanjutnya, kamu akan kami tawarkan untuk menjadwalkan sesi demo aplikasi (gratis). Pada sesi ini, kamu akan dijelaskan secara detail mengenai:
Setelah sesi demo selesai, kamu akan dibuatkan akun trial selama 7 hari.
Jika kamu mempunyai pertanyaan lebih lanjut, silakan hubungi sales kami pada nomor 0812 8833 2296 (WA & Telp.)
Sampai berjumpa di sesi demo!
Salam,
Tim Farmacare
Ups, ada masalah dalam mengirimkan pesanmu. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Faktanya, jumlah dokter di Indonesia masih belum memadai. Hanya tersedia 6,23 dokter per 10.000 penduduk, sehingga apotek jadi alternatif tempat konsultasi kesehatan bagi masyarakat. Apotek harus menyediakan setidaknya satu apoteker, yang bertugas sebagai caregiver, decision maker, leader, teacher, sekaligus entrepreneur.
Seorang apoteker, bisa sekaligus merangkap sebagai pemilik bisnis apotek (PSA). Bahkan, kamu bisa menjalankan kemitraan apotek, berkolaborasi dengan rekan bisnis atau rekan apoteker lain. Cara ini menjadi strategi agar bisnis apotek tumbuh lebih cepat.
Saat kamu memutuskan menjalankan kemitraan apotek, ada manfaat dan risiko yang harus dihadapi. Apa saja?
Ada sejumlah manfaat yang bisa kamu peroleh dari kemitraan bisnis apotek, seperti:
Tak hanya manfaat, ada sejumlah risiko yang perlu diantisipasi ketika kamu menjalankan kemitraan bisnis apotek, seperti:
Untuk mengantisipasi risiko kerja sama bisnis di atas, kamu harus benar-benar yakin dengan integritas calon rekan bisnis. Kesamaan visi - misi juga harus dipertimbangkan. Jangan sampai risiko yang diperoleh, lebih besar dari manfaatnya.
Baca juga:
4 Cara Punya Usaha Apotek Sendiri dengan Modal Kecil
Cara lain yang bisa kamu lakukan agar kemitraan bisnis apotek berjalan sukses adalah dengan memperhatikan aspek-aspek berikut:
Setidaknya ada enam aspek yang perlu kamu diskusikan lebih dulu dengan calon mitra bisnis apotek, sebelum memulainya. Simak pembahasan lengkapnya melalui E-Book Farmacare: Kerja Sama Usaha Apotek, dan ulasan di bawah ini!
Agar tidak saling menyalahkan di belakang, kamu dan calon rekan bisnis harus menyamakan ekspektasi. Sehingga saat menemukan obstacle, kesepakatan penentuan solusi lebih mudah tercapai. Apa saja potensi kendala yang mungkin dihadapi?
Ketika calon rekan bisnismu tergolong baru di dunia farmasi, mereka terkadang masih asing dengan jalannya bisnis apotek beserta dinamikanya. Oleh karena itu, diperlukan pembahasan lebih mendalam seputar ekspektasi dan tantangan bisnis apotek.
Ada beberapa jenis model kerja sama apotek, seperti bagi hasil atau franchise apotek. Kalau ditanya, “Berapa harga franchise apotek?” – tentu besar modalnya berbeda-beda. Dilansir dari Bisnis.com, modal bisnis franchise seperti Apotek Pharma Century sekitar Rp400 juta. Namun itu masih di luar biaya-biaya seperti gaji pegawai, renovasi tempat usaha, perlengkapan dan peralatan apotek, furniture dan sarana display, perizinan, dan neon sign.
Model bisnis
franchise
juga menyertakan biaya bulanan. Seperti
franchise
Apotek K-24 yang membebankan biaya bulanan sebesar 1,5% dari omset yang diperoleh apotek setiap bulan. Yang biasa disebut juga dengan bagi hasil omset (revenue sharing). Namun, bila kamu dan calon rekan bisnis memilih membangun apotek kerja sama dari nol (bukan
franchise), bagi hasil omset/laba bersih harus dilakukan secara proporsional.
Ada juga model kemitraan berupa pinjaman, dengan membagi rata jumlah pengembalian pokok dan bunga pinjaman. Serta, model penyertaan modal (crowdfunding) dengan pembagian hasil dalam bentuk dividen.
Masing-masing mitra akan memberi kontribusi dalam bentuk yang berbeda. Berikut adalah cara umum untuk menerjemahkan kontribusi setiap mitra dengan tolak ukur yang sama.
Jenis Kontribusi | Konversi ke Nilai Uang |
---|---|
Dana tunai | Dinilai dalam mata uang Rupiah |
Tempat | Dinilai berdasarkan harga pasar sewa tempat lokasi sekitar apotek |
Fasilitas | Dinilai dari nilai perolehan (harga beli) dikurangi depresiasi |
sediaan farmasi | Dinilai dari total nilai sediaan farmasi |
perizinan | Dinilai berdasarkan total biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan izin |
Waktu/keahlian | Dinilai sesuai standar gaji apoteker/manajer/TTK/pegawai |
Masing-masing kontribusi harus bisa dikonversi menjadi nilai mata uang (Rupiah) agar memudahkan perhitungan persentase kepemilikan. Sehingga pembagian profit semua mitra dapat dilakukan secara proporsional.
Untuk aspek pembagian keuntungan, lebih mudah dijelaskan menggunakan contoh berikut:
Apt. Aris dan Ibu Ria berteman sejak SMP. Ibu Ria adalah seorang wirausaha dan tertarik membuka bisnis apotek. Namun, karena tidak punya
background
pendidikan apoteker, dia bermitra dengan Apt. Aris untuk membangun apotek kerja sama, dengan pembagian kontribusi sebagai berikut:
Apt. Aris | Ibu Ria |
---|---|
Waktu 20 jam per minggu selama setahun setara dengan Rp48 juta (dinilai sesuai standar gaji apoteker), Sediaan farmasi senilai Rp52 juta | Dana tunai senilai Rp150 juta Sewa ruko per tahun setara harga pasar senilai Rp30 juta |
Total kontribusi Apt. Aris adalah Rp100 juta | Total kontribusi Ibu Ria adalah Rp180 juta |
Mereka memutuskan membentuk PT (Perseroan Terbatas) dengan komposisi saham:
Nah, setelah berjalan selama satu tahun, bisnis apotek mereka memperoleh dividen sebesar Rp10 juta. Pembagian keuntungan yang proporsional akan dibagi sesuai komposisi saham mereka masing-masing. Ibu Ria memperoleh profit sebesar Rp6.428.000,- dan Apt. Aris mendapat profit sebesar Rp3.571.000,-.
Baca juga:
4 Cara Membuka Apotek Cabang yang Mudah Dikelola dan Sukses
Potensi konflik yang perlu dijabarkan dalam kontrak kerja sama, di antaranya seperti:
Selain itu, perlu juga diputuskan bagaimana mekanisme manajemen konflik yang akan dilakukan. Misal, dengan menyampaikan secara langsung. Atau, membuat mekanisme penyelesaian masalah, seperti menentukan frekuensi pertemuan untuk berdiskusi dan metode yang dipakai dalam bermusyawarah. Selain itu, perlu menyepakati strategi ‘exit’ ketika konflik yang dihadapi tak kunjung menemukan jalan keluar.
Setiap mitra harus mendapat akses yang sama ke laporan bulanan, meliputi catatan penjualan, margin, kartu stok, stock opname, analisis pareto untuk pengadaan barang, dan data operasional lainnya. Akses yang diperoleh semua mitra harus real time agar lebih transparan dan meminimalisir kecurigaan. Juga perlu untuk menetapkan jadwal meeting rutin dan jadwal visit ke outlet, agar tercipta sinergi pengelolaan apotek yang baik.
Biar kamu dan calon mitra bisnis apotek bisa memperoleh akses ke apotek secara adil dan transparan, manfaatkan bantuan software apotek seperti
Farmacare. Semua mitra akan memperoleh akses secara
real time ke manajemen apotek, sehingga pengelolaan kemitraan apotek jadi lebih simpel dan mudah. Yuk, daftar
Uji Coba Gratis sekarang, untuk buktikan manfaatnya!
Referensi:
Jessica Gabriela S. 31 Agustus 2021. Segini Biaya Beli Franchise Apotek K-24 dan Cara Daftarnya. Bisnis.com:
http://bit.ly/40u8AtC
All Rights Reserved | PT Jendela Akses Sehat