Apa Itu Dispensing? Ini Dia Tugas Apoteker yang Perlu Disimak!

Edited by apt. Hilli Kamilia Putri Saba, S.Farm
Jun 07, 2023

Kamu tau nggak? Kalau pelayanan kefarmasian saat ini, sudah bergeser orientasinya. Tugas apoteker tidak lagi hanya berfokus pada pengelolaan obat sebagai komoditi, namun juga bertanggung jawab melakukan pelayanan komprehensif yang bertujuan meningkatkan kualitas hidup pasien. 


Sejalan dengan itu, Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 73 Tahun 2016 juga mengharapkan apoteker dapat melaksanakan praktik kefarmasian di apotek, salah satunya dengan melakukan dispensing.


Apa itu dispensing?

Sederhananya, dispensing adalah tugas yang dikerjakan apoteker – mulai dari diterimanya resep obat pasien di apotek, sampai dengan penyerahan obat tersebut kepada pasien. 


Scope of work
dari tugas apoteker berupa dispensing meliputi penyiapan obat, perhitungan jumlah obat sesuai resep, pengambilan obat sesuai kebutuhan, peracikan obat (bila ada), pemberian etiket obat, memasukkan obat ke dalam wadah, melakukan pemeriksaan ulang obat (nama, kadaluarsa, fisik obat), sampai pemberian informasi obat (berupa manfaat, cara penggunaan, penyimpanan obat) kepada pasien. 


Tips melakukan dispensing yang baik

Sebagai tugas apoteker di apotek, upayakan kamu bisa melakukan tahapan dispensing dengan baik. Kenapa? Ya, agar dapat memastikan pasien menerima obat yang benar sesuai resep. Berikut beberapa tips untuk disimak! 


Menyiapkan obat sesuai resep dokter

Lakukan pengkajian resep dokter yang diserahkan pasien. Lalu, siapkan kebutuhan jumlah obat sesuai resep. Pastikan saat kamu mengambil obat di rak penyimpanan, perhatikan betul nama obat, tanggal kadaluarsa obat, dan keadaan fisik obat, untuk memastikan pasien menerima obat dengan mutu terbaik. 


Tidak hanya obat dengan resep dokter, dispensing juga dibutuhkan pada pelayanan non resep. Seperti, pasien yang membutuhkan golongan obat bebas, obat bebas terbatas, dan obat wajib apotek, termasuk pelayanan swamedikasi. Tujuannya untuk memastikan pasien menerima obat sesuai kebutuhan mereka. 


Melakukan peracikan obat jika perlu

Obat racikan adalah obat yang disiapkan sesuai kaidah peracikan untuk memenuhi kebutuhan medis yang spesifik, sesuai permintaan resep dokter. Biasanya apoteker meracik obat di apotek dengan mencampur beberapa bahan dan memperhatikan unsur stabilitas obat, desain pelepasan, serta inkompatibilitas obat. Pastikan kamu meracik obat menggunakan alat racik yang bersih dan sesuai standar keilmuan farmasi.


Meski begitu, dilansir dari
alomedika.com, seiring meningkatnya produksi obat terstandar farmasi, praktik peracikan obat di apotek menurun. Di farmasi rumah sakit sekalipun, tingkat peresepan obat racikan jauh lebih kecil bila dibandingkan peresepan obat nonracikan. 


Memberi etiket obat dengan benar

Setelah obat dimasukkan ke dalam wadah, tugas apoteker selanjutnya adalah memberi etiket obat dengan benar. Tidak lupa memberi etiket sesuai kategori obat. Etiket berwarna putih untuk kategori obat dalam dan etiket berwarna biru untuk kategori obat luar. Obat juga diberikan kepada pasien dengan kemasan aslinya (dari pabrik). Lalu, etiket obat setidaknya memuat informasi:


  • Nama obat, kegunaan obat, nama pasien, dosis/aturan pakai.
  • Keterangan seperti “kocok dahulu” untuk obat suspensi dan emulsi.
  • Keterangan seperti “habiskan” untuk obat golongan antibiotik.

Sebelum menyerahkan obat, lakukan pemeriksaan ulang

Sebelum obat diserahkan ke pasien, tugas kamu sebagai apoteker sebaiknya lakukan pemeriksaan ulang terkait: 


  • Kesesuaian penulisan etiket (nama pasien, dosis/aturan pakai) dengan resep.
  • Periksa lagi kondisi fisik obat dan tanggal kadaluarsa.
  • Kesesuaian jumlah obat yang diberikan dengan resep. 


Jangan sampai salah memberikan obat karena dapat membahayakan pasien. Berlaku juga untuk obat nonresep yang diberikan ke pasien/pelanggan sesuai rekomendasi apoteker.


Pastikan rekomendasi yang diberikan sudah sesuai dengan kebutuhan pasien. Jangan sampai banyaknya pasien yang menebus resep, dijadikan alasan untuk tidak melakukan pemeriksaan ulang. 


Penyerahan obat disertai pemberian informasi

Informasi apa saja yang diberikan kepada pasien saat penyerahan obat? Nah, kamu bisa memberi informasi seputar:


  • Cara penggunaan obat
  • Manfaat obat, makanan dan minuman yang harus dihindari.
  • Kemungkinan efek samping.
  • Dosis atau aturan pakai.
  • Cara penyimpanan obat.


Baca juga:
Saat Pelanggan Beli Obat di Apotek, Beri Edukasi Ini di 1 Menit Pertama


Tugas apoteker memastikan informasi yang diberikan jelas, tidak bias, dan mudah dimengerti pasien. Agar mereka mau menjalani anjuranmu dan tujuan pengobatan efektif dapat tercapai.


Pastikan juga yang menerima obat harus pasien yang bersangkutan, atau diwakilkan pihak keluarga. Jika diperlukan – buat salinan resep sesuai resep aslinya dan ditandatangani oleh apoteker penanggung jawab.   


Strategi mengurangi kesalahan dispensing di apotek

Tidak ada yang sempurna, kesalahan pada proses dispensing di apotek mungkin saja terjadi. Namun, hal tersebut dapat diminimalisir dengan beberapa strategi berikut:


Koordinasi dengan penulis resep

Jika kamu menemukan kekeliruan pada resep yang ditulis dokter, atau penulisan resep dokter yang kurang jelas – tugas apoteker melakukan konfirmasi lebih dulu untuk menghindari kesalahan. Hubungi dokter yang menulis resep tersebut untuk koordinasi dan memastikan keraguan terkait resep yang kamu terima.


Waspadai jenis obat LASA (Look Alike Sound Alike)

Obat LASA adalah obat yang memiliki kesamaan secara fisik dan kesamaan ketika nama obat diucapkan. Sesuai peraturan, obat LASA harus diberi label khusus dan dipisah peletakannya (minimal diberi jarak dua kotak obat agar tidak berdekatan).


Baca juga:
4 Tips Penyimpanan Obat yang Benar di Apotek


Waspada juga ketika ada obat baru yang tidak dikenal, namun dikenali sebagai obat yang sudah ada sebelumnya. Karena itu, perlu pemeriksaan setidaknya dua pegawai apotek yang berbeda, agar tidak salah memberikan obat kepada pasien.


Pastikan penataan obat di apotek lebih terorganisir

Dimulai dari meluangkan waktu untuk menyimpan obat dengan benar. Misal, pengkategorian sesuai jenis obat, ukuran obat, sampai mengurutkan nama obat sesuai abjad. Kesalahan umum yang mungkin terjadi pada praktik dispensing adalah kelalaian dalam penyimpanan obat, terutama obat jenis LASA yang diletakkan tidak sesuai ketentuan sehingga riskan tertukar. 


Perlu juga mengatur tempat kerja. Pastikan pencahayaannya cukup, meja kerja memadai, suasananya nyaman, sehingga alur kerja dapat berjalan lebih sistematis, dan mengurangi kemungkinan kesalahan. 


Pastikan kondisi fisik prima

Dispensing sebagai tugas apoteker di apotek, menuntutmu harus memiliki kondisi fisik yang prima. Sehingga bisa lebih fokus, dan sebaiknya hindari pekerjaan multitasking yang dapat memecah konsentrasi.


Kurangi juga stres kerja berlebihan. Usahakan untuk menyeimbangkan beban kerja yang berat dengan istirahat yang cukup.


Apa yang harus dilakukan apoteker bila terjadi kesalahan dispensing?

Ya, meski sudah diantisipasi, namun tidak menutup kemungkinan terjadi kesalahan dispensing di apotek. Pemberian obat yang salah kepada pasien bisa berakibat fatal sehingga harus segera ditangani. Jika hal itu terjadi, tugas apoteker adalah segera menghubungi pasien yang bersangkutan. Obat yang salah harus benar-benar ditukar saat itu juga (sebelum pasien mengonsumsi obatnya). 


Saat dispensing resep, apotek selalu menyimpan data pasien sehingga dapat langsung ditindak lanjuti. Setelah obat ditukar dengan obat yang benar, seluruh pegawai apotek termasuk apoteker penanggung jawab perlu melakukan evaluasi bersama agar kejadian tersebut tidak terulang kembali.   


Nah, biar pekerjaan kamu minim kesalahan dan
nggak ribet – urusan apotek lainnya seperti manajemen stok, perencanaan pengadaan, input faktur pembelian, sampai stock opname biar jadi urusan Farmacare. Aplikasi pintar yang buat kamu bisa bekerja lebih smart dengan cara yang mudah. Yuk, daftar Uji Coba Gratis biar tau manfaatnya!



Referensi:

GSK. What You Need to Know About Dispensing Medication. Gskpro.com: https://bit.ly/44TMfZz

Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 35 Tahun 2014 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek: https://bit.ly/3MdyIo9

Zulfia Almas. Skripsi: Identifikasi Faktor yang Mempengaruhi Dispensing. Perpustakaan Universitas Airlangga: https://bit.ly/3M2Odhw

Permodalan Obat di Apotek
04 Dec, 2023
Pengadaan obat di apotek membutuhkan modal yang tidak sedikit. Farmacare punya solusi untuk tantangan tersebut. Temukan di sini!
Pengadaan Obat di Apotek
oleh ditulis oleh Gina Dwi 30 Nov, 2023
Tingkat efektivitas pengadaan obat di apotek bisa diukur menggunakan beberapa tolak ukur yang bisa kamu temukan di sini! Simak, yuk!
Mitos atau Fakta Penggunaan Obat
oleh Farmacare CX 27 Nov, 2023
Selamat Hari Kesehatan Nasional. Yuk, maksimalkan edukasi ke masyarakat dengan meluruskan mitos atau fakta penggunaan obat berikut!
Pengadaan Barang di Apotek
oleh ditulis oleh Gina Dwi 23 Nov, 2023
Bagaimana kamu tahu kalau pengadaan barang di apotek sukses? Berikut tolak ukur yang bisa diperhatikan. Simak, yuk!
Pengadaan Barang di Apotek
oleh ditulis oleh Gina Dwi 20 Nov, 2023
Bagaimana kamu tahu kalau pengadaan barang di apotek sukses? Berikut tolak ukur yang bisa diperhatikan. Simak, yuk!
Bisnis Apotek
oleh ditulis oleh Gina Dwi 16 Nov, 2023
Overstock, understock, dan deadstock sebaiknya bisa diminimalisir agar bisnis apotek tetap sehat. Yuk, cari tau tentang jenis status stok tersebut di sini!
Golongan Obat
13 Nov, 2023
Penanganan golongan obat keras harus diperhatikan agar kualitasnya terjamin dan tak berpotensi disalahgunakan. Yuk, simak tips-nya di sini!
Obat Kedaluwarsa di Apotek
31 Oct, 2023
Obat kedaluwarsa di apotek wajib dihindari karena sangat berbahaya bila sampai ke tangan konsumen. Apa bahayanya dan gimana tips pencegahannya? Simak di sini!
Harga Jual Obat
27 Oct, 2023
Ada beberapa unsur yang mempengaruhi harga jual obat di apotek. Kira-kira apa saja? Yuk, cari tahu di sini beserta cara menghitungnya!
Postingan Lainnya
Share by: