Baca artikel selengkapnya di bawah formulir Coba Gratis
Halo Farmapreneur,
Terima kasih atas ketertarikan kamu pada Farmacare! Permintaan kamu sudah diterima dan kamu akan dihubungi tim kami dalam 1x24 jam di hari kerja.
Tahap selanjutnya, kamu akan kami tawarkan untuk menjadwalkan sesi demo aplikasi (gratis). Pada sesi ini, kamu akan dijelaskan secara detail mengenai:
Setelah sesi demo selesai, kamu akan dibuatkan akun trial selama 7 hari.
Jika kamu mempunyai pertanyaan lebih lanjut, silakan hubungi sales kami pada nomor 0812 8833 2296 (WA & Telp.)
Sampai berjumpa di sesi demo!
Salam,
Tim Farmacare
Ups, ada masalah dalam mengirimkan pesanmu. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Namanya bisnis, pasti ada untung rugi. Tak masalah, asal kamu sebagai pemilik mengetahuinya dengan jelas. Itu mengapa, dibutuhkan laporan laba rugi sebagai acuan terkait kondisi finansial bisnis yang sedang dijalankan. Seperti laporan arus kas dan laporan neraca keuangan, sebuah bisnis termasuk bisnis apotek diharap juga memiliki laporan laba rugi.
Laporan laba rugi adalah laporan yang menyajikan informasi pengeluaran, pendapatan, serta laba atau rugi usaha apotek selama periode tertentu. Laporan ini bisa dibuat untuk periode satu bulan, satu tahun, atau berdasarkan konsep perbandingan antara pendapatan dan beban yang terkait.
Biasanya para pemilik usaha membuat laporan laba rugi untuk menentukan profitabilitas dan juga nilai investasi usahanya. Sehingga lebih memudahkan ketika ingin mencari investor atau rekan bisnis untuk bisa memahami kinerja bisnis kamu.
Ada banyak fungsi atau manfaat yang bisa diperoleh bisnis apotek jika memiliki laporan laba rugi. Salah satunya sebagai alat untuk memonitor kemajuan dan kekurangan keuangan perusahaan, yang mana bisa jadi bahan evaluasi untuk menentukan strategi bisnis apotek ke depannya.
Eits, tak hanya itu saja – berikut fungsi lain dari laporan laba rugi:
Baca juga:
Kamu Pilih Mana, Bisnis Franchise Apotek atau Apotek Mandiri? Ini Dia Plus - Minusnya!
Masing-masing usaha punya kebijakan dan valuasi yang berbeda. Mengingat pengeluaran dan profit bisnis tak selalu sama. Meski begitu, komponen dasar yang terdapat di laporan laba rugi usaha biasanya sama, yaitu meliputi:
Komponen ini menunjukkan ada atau tidaknya peningkatan aktiva atau arus masuk perusahaan yang dihasilkan dari kegiatan operasional. Nilai pendapatan (revenue) dapat diperoleh dari mengurangi total pendapatan kotor dengan potongan harga (diskon) atau retur.
Beban adalah penggunaan aktiva atau kas pada periode tertentu untuk kebutuhan produksi barang dan pengiriman.
Keuntungan adalah peningkatan modal usaha yang diperoleh dari transaksi penjualan (surplus) atau tambahan investasi (modal) dari pemilik apotek.
Kerugian adalah menurunnya modal usaha yang dimiliki apotek akibat transaksi penjualan (minus) atau beban usaha yang bertambah.
Ada beberapa rumus yang bisa kamu gunakan untuk menghitung laba rugi, seperti:
Sebagai contoh, berikut laporan keuangan laba rugi di apotek yang dibuat dengan periode satu bulan:
Apotek Berkah Sentosa memiliki total omzet (total penjualan) sebesar Rp15.000.000 di bulan Februari. Lalu, selama bulan tersebut terjadi retur barang sejumlah Rp1.000.000. Maka, didapat perhitungan:
Total Pendapatan = Total Penjualan - Total Retur
= Rp15.000.000 - Rp1.000.000
= Rp14.000.000
Selama bulan Februari, Apotek Berkah Sentosa melakukan pembelian barang (stok obat) sebesar Rp10.000.000. Dari pembelian stok tersebut, masih ada sisa persediaan sampai akhir Februari yang nilainya sebesar Rp4.000.000. Maka, perhitungan nilai HPP adalah sebagai berikut:
Total HPP = Total Pembelian - Total Persediaan Akhir
= Rp10.000.000 - Rp4.000.000
= Rp6.000.000
Sesuai perhitungan sebelumnya, Apotek Berkah Sentosa memiliki total pendapatan sebesar Rp14.000.000 dengan total HPP Rp6.000.000. Maka, total laba/rugi kotor didapat dari perhitungan:
Total Laba/Rugi Kotor
= Total Pendapatan - Total HPP
= Rp14.000.000 - Rp6.000.000
= Rp8.000.000
Nah, perhitungan di atas dilakukan untuk menghasilkan laporan laba/rugi bersih yang menjadi indikasi profitabilitas apotek. Untuk mengetahui laba/rugi bersih, pemilik apotek juga harus menghitung total biaya operasional dan pajak.
Dalam sebulan, Apotek Berkah Sentosa mengeluarkan biaya operasional sebesar Rp5.000.000 dan pajak sebesar 11%. Maka, didapat laba/rugi bersih dengan perhitungan:
Laba/Rugi Bersih = Laba Kotor - Biaya Operasional - Pajak
= Rp8.000.000 - Rp5.000.000 - 11%
= Rp2.670.000
Hasil akhir menunjukkan nilai laba/rugi bersih yang diperoleh Apotek Berkah Sentosa pada bulan Februari.
Baca juga:
Kupas Tuntas Pajak Bisnis Apotek untuk PSA dan Badan Usaha
Nah, jika kamu menggunakan aplikasi apotek seperti
Farmacare, perhitungan dari total pendapatan, total HPP, hingga total laba/rugi kotor akan dilakukan otomatis pada sistem.
Bahkan, terlihat besar margin masing-masing produk yang kamu jual di apotek. Berapa banyak produk yang marginnya di bawah 10% sampai yang di atas 35%. Kamu bisa menggunakan laporan ini untuk menyesuaikan kembali strategi, demi target bisnis yang ingin dicapai. Yuk, daftar
Uji Coba Gratis sekarang juga!
Referensi:
Tim Jurnal. Laporan Laba Rugi: Pengertian, Cara Membuat, Contoh. Jurnal.id (Blog): https://bit.ly/3MOMSwh
Tim CIMB NIAGA. Laporan Laba Rugi: Pengertian, Unsur, dan Fungsinya. Cimbniaga.co.id:
https://bit.ly/432RkgJ
All Rights Reserved | PT Jendela Akses Sehat